GARUT (SI) – Institusi pendidikan di Kabupaten Garut memprotes pungutan biaya terhadap siswa dan mahasiswa yang melakukan praktik lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.
Mereka berpendapat, biaya praktik yang dikenakan terlalu mahal. Setiap mahasiswa yang praktik dikenai biaya Rp15.000 per hari, sedangkan bagi siswa mencapai Rp10.000 per hari. Pengelola akademi kebidanan dan keperawatan yang ada di Garut berharap pihak pemkab, terutama pengelola RSUD dr Slamet mengkaji ulang kebijakan biaya praktik bagi siswa dan mahasiswa yang dianggap memberatkan.
”Bayangkan saja, jumlah mahasiswa kami yang ikut praktik dari kebidanan mencapai lebih dari 150 orang dan dari keperawatan 250 orang. Setiap mahasiswa yang praktik dikenai biaya Rp15.000 per hari, padahal lama praktik rata-rata sampai satu bulan per mahasiswa,” ujar sumber yang tidak mau disebutkan dengan alasan takut dipersulit pihak RSUD ini.
Efeknya,setiap mahasiswa harus mengeluarkan uang mencapai jutaan rupiah. Kalau hal ini terus berlanjut, tentu saja memberatkan para intelektual muda. ”Setiap kami mengajukan mahasiswa yang ingin ikut praktik di RSUD, mereka selalu menekankan biaya tersebut sambil menyodorkan lembaran biaya yang menurut mereka sudah berdasarkan perda.
Anehnya, yang mereka sodorkan ke kami selalu lembaran yang hanya berisi besaran biaya, sedangkan lampiran perda secara lengkapnya tidak pernah ditunjukkan,” ungkapnya. Menurut dia, di Garut saat ini terdapat tiga institusi pendidikan yang bergerak di bidang kebidanan dan keperawatan, yakni Akper Pemda Garut,Akper Karsa Husada, dan Akbid YPSDMI.
Saat hendak dimintai konfirmasinya oleh SI,kemarin, Direktur RSUD dr Slamet Garut Widjajanti Utojo sedang tidak ada di kantornya. Begitu juga jajaran pejabat lainnya.
Sumber : Seputar Indonesia
Mereka berpendapat, biaya praktik yang dikenakan terlalu mahal. Setiap mahasiswa yang praktik dikenai biaya Rp15.000 per hari, sedangkan bagi siswa mencapai Rp10.000 per hari. Pengelola akademi kebidanan dan keperawatan yang ada di Garut berharap pihak pemkab, terutama pengelola RSUD dr Slamet mengkaji ulang kebijakan biaya praktik bagi siswa dan mahasiswa yang dianggap memberatkan.
”Bayangkan saja, jumlah mahasiswa kami yang ikut praktik dari kebidanan mencapai lebih dari 150 orang dan dari keperawatan 250 orang. Setiap mahasiswa yang praktik dikenai biaya Rp15.000 per hari, padahal lama praktik rata-rata sampai satu bulan per mahasiswa,” ujar sumber yang tidak mau disebutkan dengan alasan takut dipersulit pihak RSUD ini.
Efeknya,setiap mahasiswa harus mengeluarkan uang mencapai jutaan rupiah. Kalau hal ini terus berlanjut, tentu saja memberatkan para intelektual muda. ”Setiap kami mengajukan mahasiswa yang ingin ikut praktik di RSUD, mereka selalu menekankan biaya tersebut sambil menyodorkan lembaran biaya yang menurut mereka sudah berdasarkan perda.
Anehnya, yang mereka sodorkan ke kami selalu lembaran yang hanya berisi besaran biaya, sedangkan lampiran perda secara lengkapnya tidak pernah ditunjukkan,” ungkapnya. Menurut dia, di Garut saat ini terdapat tiga institusi pendidikan yang bergerak di bidang kebidanan dan keperawatan, yakni Akper Pemda Garut,Akper Karsa Husada, dan Akbid YPSDMI.
Saat hendak dimintai konfirmasinya oleh SI,kemarin, Direktur RSUD dr Slamet Garut Widjajanti Utojo sedang tidak ada di kantornya. Begitu juga jajaran pejabat lainnya.
Sumber : Seputar Indonesia
Comments
Post a Comment