Skip to main content

Kakak Beradik Suspect Flu Burung

GARUT(SI) – Dua kakak beradik,Ikah,35,dan Aning, 30,warga Kampung Pabrik RT 01/12 Desa Cintanagara,Kecamatan Cigedug,Kabupaten Garut, diduga terinfeksi (suspect) virus Avian Influenza (AI).

Kini, kedua warga suspect flu burung tersebut dirawat intensif di kamar khusus Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut kemarin. Merujuk informasi yang dihimpun SINDO dari pihak keluarga pasien,Ikah dan Aning dilarikan ke RSUD dr Slamet pada Senin (23/3) sekitar pukul 02 00 WIB. Pihak keluarga melarikan adik-kakak ini karena kondisinya sudah parah. Bahkan beberapa bagian tubuhnya, seperti kaki dan tangan sudah kejang-kejang, sehingga sulit digerakkan.

Gejala ini disertai flu berat, sesak nafas, demam tinggi, dan sudah tidak bisa berbicara lagi. Untuk menjaga timbulnya hal yang tidak diinginkan, keduanya ditempatkan di ruang isolasi khusus. ”Sebelum dibawa ke rumah sakit, Ikah dan Aning sempat dibawa untuk diperiksa ke dr umum Jonas di Kecamatan Bayongbong,Garut, sekitar pukul 04.00 WIB (Minggu).
Namun menurut dokter Jonas, penyakit yang diderita Ikah dan Aning harus segera ditangani dokter spesialis karena menurutnya penyakit itu diduga flu burung dan harus segera ditangani secepatnya,” ujar saudara Ikah dan Aning, Majid,34,saat ditemui SI di RSUD Slamet Garut kemarin. Majid menjelaskan, sebelum kakak dan adiknya dinyatakan suspect flu burung,sekitar sepekan sebelumnya beberapa ekor ayam di kampung milik tetangga yang berjarak 50 meter dari rumahnya ada yang mati mendadak.

Selang beberapa hari kemudian, tetangganya tiba-tiba menderita penyakit flu yang mirip di derita Ikah dan Aning, yakni flu yang disertai demam tinggi serta sesak nafas. ” Awalnya mereka menduga sakit biasa, makanya tidak memilih tidak memeriksakan diri ke puskesmas atau dokter terdekat,” katanya. Tidak lama kemudian,tiba-tiba kakak ipar Majid,Ikah,mengalami gejala yang sama, yakni flu dan demam tinggi disertai sesak nafas, disusul kemudian Aning, adiknya. Pada Senin (23/3) sekitar pukul 02.00 WIB, keduanya tidak bisa bicara dan kaki tangannya kejangkejang.

Berdasarkan pemeriksaan tim medis di RSUD dr Slamet,ditemukan unsur-unsur yang mengarah kepada infeksi AI.Tim medis memutuskan agar keduanya langsung dimasukkan ke ruang isolasi khusus. Keluarga Majid tidak menyangka bila penyakit flu burung yang ditakuti masyarakat akan menimpa anggota keluarganya. Selama ini pihaknya tidak pernah memelihara ayam atau unggas lainnya. Hanya, menurut dia, 50 meter dari rumahnya ada tetangga yang memelihara ayam.

”Awalnya saya tidak menyangka akan parah seperti ini, ternyata kematian ayam itu menjadi salah satu penyebab kakak dan adik saya dirawat,” ujarnya.Bahkan,sebenarnya yang mengidap penyakit flu berat yang disertai demam tinggi di rumahnya tidak saja Ikah dan Aning.Ada salah seorang anak Ikah,Yuyun, 8, yang juga ikut merasakan indikasi yang sama.

Namun, karena kondisinya tidak separah Ikah dan Aning,Yuyun saat ini hanya menjalani perawatan biasa di rumahnya. Kepala BP RSUD dr Slamet,dr Widjajanti Utojo, membenarkan bahwa saat ini dua pasien suspect AI sedang menjalani perawatan di Ruang Isolasi RSUD dr Slamet.

” Saat ini keduanya sudah mendapat perawatan secara intensif di ruang isolasi sejak hari Senin pagi. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” tuturnya.

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Ciamis Selatan Masih Rawan Pangan

CIAMIS (SI) – Badan Ketahanan Pangan (BPK) Departemen Pertanian (Deptan) RI mencatat, kerawanan pangan masih banyak terjadi di tingkat kecamatan wilayah Ciamis selatan. ”Untuk Kabupaten Ciamis termasuk daerah yang baik.Ciamis sudah berada di atas rata-rata dengan ketahanan pangan yang baik. Hanya, di tingkat kecamatan masih ditemukan titik-titik yang masih relatif rawan,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Achmad Suryana dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan seusai menghadiri Rapat Koordinasi Pangan di Kabupaten Ciamis kemarin. Achmad menambahkan, secara makro pendukung ekonomi masyarakat di wilayah selatan relatif masih lemah. Misalnya, dalam pembangunan fasilitas umum pendukung kegiatan ekonomi seperti jalan dan jembatan. ”Artinya, masyarakat di Jabar utara jauh lebih tahan pangan dibanding masyarakat di wilayah Jabar selatan, termasuk di beberapa wilayah di Kabupaten Ciamis,”katanya. Sementara itu,Kepala Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis Daradjat Hadiana mengaku akan ter

Pengembangan Pantai Mandek

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Ciamis mengaku sulit melakukan rencana pengembangan kawasan objek wisata Pangandaran, Kabupaten Ciamis. Hal itu dikatakan Kepala Bappeda Kabupaten Ciamis Tiwa Sukrianto saat mengomentari sebagian besar lahan negara yang diperuntukkan bagi pengembangan kawasan wisata dikuasai pihak swasta PT Star Trust (ST) sejak 1996. “Kami tidak bisa berbuat banyak dengan rencana pengembangan kawasan wisata Pangandaran ke depan karena yang mempunyai kewenangan melakukan pengembangan adalah PT ST selaku pemegang hak guna usaha (HGU). Sepengetahuan kami, tanah tersebut hingga kini masih dikuasai Star Trust sesuai perjanjian dengan pemerintah kabupaten. Sayangnya, kami tidak tahu persis posisi terakhir perjanjian antara Star Trust dan Pemda Ciamis. Pada 1996, kedua pihak menandatangani memorandum of understanding( MoU) pengembangan kawasan wisata Pangandaran di atas tanah seluas 337 ha eks milik PT PN VIII Batulawang Afdeling Pangandaran,”papar

Longsor Tutupi Jalan Provinsi

Longsor menimpa jalan provinsi sedikitnya di empat titik di betulan Kp. Cipancong dan Kp. Cilayu RT 04 RW 02 Desa Sukajaya, Kec. Cisewu, menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut, Rabu (25/3). Tak ada korban jiwa maupun kerusakan bangunan pada kejadian yang sempat memutuskan arus lalu lintas lebih dari 3 jam di jalur yang menghubungkan wilayah Kec. Cisewu dan Caringin tersebut. Menurut Camat Cisewu, Endan Sutendi melalui Kabag Informatika, Dikdik Hendrajaya, longsor dari tebing-tebing yang menimpa badan jalan provinsi di sedikitnya empat titik tersebut, terjadi dalam waktu bersamaan, pukul 15.45 WIB. Panjang longsoran bervariasi, mulai 2 - 6 meter. Beruntung dalam kejadian tersebut tak ada korban maupun kerusakan bangunan. Lokasi longsor terbilang cukup jauh dari permukiman warga. Namun begitu, kejadian tersebut sempat memutuskan jalan yang menghubungkan wilayah Kec. Cisewu dengan Caringin. Jalan tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Diperlukan waktu se